Tugas IPS
Makalah
tentang Bab 2 “DINAMIKA PENDUDUK”
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Permasalahan
BAB II PEMBAHASAN
A. Permasalahan kependudukan di
Indonesia, dampak dan upaya mengatasinya
B macam pertumbuhan penduduk dan
faktor-faktor yang mampengaruhinya
C. jenis-jenis
migrasi dan faktor penyebabnya
D. dampak-dampak migrasi dan upaya
penanggulangannya
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Bab
1 PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Indonesia
adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang terbentang
di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan
kebudayaan dari setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat
menakjubakan karena biarpun Indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda
suku bangsanya, tetapi kita semua dapat hidup rukun satu sama lainnya.
Namun,
sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak
mengtehaui tentang permasalaan penduduk yang ada. Kebanyakan dari mereka hanya
mengetahui dan cukup mengerti tentang kebudayaan dari salah satu suku yang ada
di Indonesia, itu juga karena pembahasan yang sering dibahas selalu mengambil
contoh dari suku yang itu-itu saja.
Dan
kebanyakan dari mereka tidak mau ikut campur tentang masalah kependudukan yang
ada di Indonesia. Dan Indonesia pun terpuruk akibat permasalahan penduduk yang
dihadapi. Dan bagaimana generasi muda mau menyikapi hal tersebut.
B.
PERMASALAHAN
1. Permasalahan
kependudukan di Indonesia, dampak dan upaya mengatasinya
2. macam
pertumbuhan penduduk dan faktor-faktor yang mampengaruhinya
3. jenis-jenis
migrasi dan faktor penyebabnya
4. dampak-dampak
migrasi dan upaya penanggulangannya
Bab
2 PEMBAHASAN
1. Permasalahan
Kependudukan di Indonesia, dampak dan upaya mengatasinya
masalah
kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap negara di dunia
ini. Secara umum, masalah kependududkan berbagai negara dapat dibedakan menjadi
dua,yaitu dalam hal kuantitas dan kualitas pendudukmya.
Kuantitas penduduk adalah jumlah penduduk yang
menempati suatu wilayah tertentu. Kuantitas atau jumlah penduduk dapat
diketahui melalui beberapa cara diantaranya melalui sensus penduduk, registrasi
penduduk, dan survey penduduk.
Data
tentang kualitas dan kuantitas penduduk tersebut dapat diketahui melalui
beberap cara, diantaranya melalui metode sensus,registrasi
dan survei penduduk
1. Sensus
Penduduk
Sensus
adalah perhitungan jumlah penduduk, ekonomi, dan sebagainya yang dilakukan oleh
pemerintah dalam jangka watu tertentu, dilakuakan secara serentak, dan bersifat
menyeluruh dalam suatu batas untuk kepentingan demografi negara yang
bersangkutan. Pada pelaksanaannya, metode pencatatan atau sensus yang digunakan
dibedakan menjadi dua, yaitu metode
house-holder dan metode canvaser
a. Metode
Householder
Pada
metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang data kependudukan diserahkan
kepada penduduk atau responden, sehingga penduduk diberi daftar pertanyaan
untuk diisi dan akan diambil kembali beberapa waktu kemudian. Metode semacam
ini hanya dapat dilakukan pada derah yang tingakat pendidikan penduduknya
relatif tinggi, karena mampu memahami dan menjawab pertanyaan yang diserahkan
kepada mereka.
b. Metode
canvaser
Pada
metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang data kependudukan dilakuakan
oleh petugas sensus dengan cara mendatangi dan mewawancarai penduduk atau
responden secara langsung. Petugas sensus mengajukan pertanyaan-pertanyaan
sesuai daftar dan penduduk yang ditatangi menjawab secara lisan sesuai dengan
keadaan atau kondisi yang sebenarnya.
Adapun
berdasarkan status tempat tinggal penduduknya, sensus dapat dibedakan menjadi sensus se facto dan sensus de jure
a. Sensus
De Facto
Pada metide ini, pencatatan dilakukan
oleh petugas pada setiap orang yang ada di daerah tersebut pada saat sensus
diadakan. Metode sensus ini tidak membedakan antara penduduk asli yang mennetap
ataupun penduduk yang hanya tinggal sementara waktu.
b. Sensus
De Jure
Pada
metode ini, pencatatan penduduk dilakukan oleh petugas hanya untuk penduduk
yang secara resmi tercatat dan tinggal sebagai penduduk di daerah tersebut pada
saat dilakukannya sensus, sehingga dapat dibedakan antara penduduk asli yang
menetap dan penduduk yang hanya tinggal untuk sementara waktu atau yang belum
terdaftar sebagai penduduk setempat. Dengan menggunakan sensus de jure,
penduduk yang belum secara resmi tercatat sebagai penduduk di daerah tersebut
tidak disertakan dalam perhitungan.
Di
indonesia, pada umumnya sensus penduduk dilakukan dengan metode cansaver dengan
mengombinasi anatar sensus de facto
dengan sensus de jure. Bagi mereka
yang bertempat tinggal tetap memakai cara de
jure, sedangkan untuk yang tidak bertempat tinggal tetap dicacah dengan
cara de facto.
Sensus
penduduk perlu dilakukan agar pemerintah memiliki data kependudukan yang ud to date (sesuai perkembangan zaman),
sehingga pemerintah dapat :
·
Mengetahui
perkembangan jumlah penduduk,
·
Mengetahui
tingkat pertumbuhan penduduk,
·
Mengetahui
persebaran dan kepadatan penduduk,
·
Mengetahui
komposisi penduduk(berdasarkan jenis kelamin, tingakat pendidikan, umur, mata
pencaharian, dan sebagainya),
·
Mengetahui
arus migrasi, serta
·
Merencanakan
pembangunan sarana dan prasarana sosial sesuai dengan kondisi kependudukan
daerah.
2. Registrasi
Penduduk
Registrasi penduduk adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah setempat mengenai data kelahiran, kematian, migrasi,
dan pernikahan.
Tujuan registrasi penduduk yaitu sebagai suatu catatan resmi dari peristiwa
tertentu dan sebagai sumber yang berharga bagi penyusunan yang langsung dapat
digunakan dalam proses perencanaan kemasyarakatan.
3. Survei
Penduduk
Survei penduduk adalah penelitian ilmiah yang
dilakukan hanya terhadap contoh atau sampelnya saja yang mewakili keseluruhan. Pada
umumnya suevei penduduk ini dilaksanakan dengan sistem sampel atau dalam bentuk
studi kusus.
Mengingat
pelaksanaan sensus yang dilakukan hanya tiap 10 tahun, maka untuk memperoleh
data yang up to date dengan segera,
pemerintah mengadakan perhitungan penduduk di luar jadwal sensus, misalnya
dengan melakukan Survai Penduduk Antarsensus (Supas) dan Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas). Jenis jenis penncatatan penduduk tersebut pada dasarnya
untuk mengetahui permasalahan kependudukan dari segi Kuantitas dan kualitas
penduduk.
1. Kuantitas
Penduduk
Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kuantitas
adalah masalah kependudukan dalam hal jumlah. Permasalahan yang terkait dengan
kuantitas penduduk, dampak, dan upaya penanggulangannya, secara singkat
diuraikan berikut ini.
a. Jumlah Penduduk
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar
(mencapai 203.456.000 berdasarkan sensus penduduk tahun 2000), maka tidak heran
jika Indonesia dianggap sebagai pasar yang menjanjikan bagi kalangan dunia
usaha. Sebenarnya, jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu modal dasar
pembangunan. Akan tetapi, hal tersebut dapat terjadi jika sumber daya manusia
yang ada merupakan sumber daya manusia yang berkualitas; namun jika sumber daya
manusia yang berkualitas tersebut jumlahnya terbatas, maka banyaknya jumlah
penduduk merupakan kendala dalam melaksanakan pembangunan. Hal ini dikarenakan
tingginya tingkat ketergantungan dari manusia yang tidak produktif terhadap
manusia yang produktif. Indonesia telah mengadakan sensus sebanyak
lima kali sejak tahun 1945 hingga tahun 2000. Perkembangan jumlah penduduk
sejak sensus pertama hingga terakhir (2000) dapat dilihat pada tabel di
samping.
Saat ini, besarnya jumlah penduduk Indonesia menempati urutan pertama di antara
negara-negara ASEAN, menempati urutan ke tiga di Benua Asia setelah RRC dan
India, serta menempati urutan
ke empat dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat. Perhatikan tabel
berikut!
Kenaikan jumlah penduduk di tiap negara tersebut secara otomatis memengaruhi
banyaknya jumlah penduduk dunia. Kondisi ini merupakan bentuk dinamika penduduk
dunia.
1 ) Dampak
Jumlah penduduk Indonesia yang semakin banyak dari tahun ke tahun tentunya
menimbulkan dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi Indonesia. Beberapa dampak
sosial ekonomi yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah penduduk, antara lain:
a) meningkatnya kebutuhan akan berbagai fasilitas sosial;
b) meningkatnya persaingan dalam dunia kerja sehingga mempersempit lapangan dan
peluang kerja;
c) meningkatnya angka pengangguran (bagi mereka yang tidak mampu bersaing);
serta
d) meningkatnya angka kriminalitas.
2 ) Upaya Penanggulangan
Berikut ini beberapa kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia dalam upaya
mengatasi masalah jumlah penduduk.
a) Mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional,
dengan cara memperkenalkan tujuan-tujuan program KB melalui jalur pendidikan,
mengenalkan alat-alat kontrasepsi kepada pasangan usia subur, dan menepis
anggapan yang salah tentang anak.
b) Menetapkan Undang-Undang Perkawinan yang di dalamnya mengatur serta
menetapkan tentang batas usia nikah.
c) Membatasi pemberian tunjangan anak bagi PNS/ABRI hanya sampai anak kedua.
b . Pertumbuhan Penduduk
Seperti halnya negara-negara berkembang pada umumnya, negara kita senantiasa
mengalami peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hal ini berarti
Indonesia mengalami laju pertumbuhan penduduk. Namun, jika diperhatikan, laju
pertumbuhan penduduk Indonesia
dari periode ke periode cenderung mengalami penurunan.
1 ) Dampak
Permasalahan kependudukan yang ditimbulkan dari pertumbuhan penduduk memiliki
kesamaan dengan permasalahan yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah penduduk.
2 ) Upaya Penanggulangan
Adapun usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan
penduduk antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
a) Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam menjadi akseptor
Keluarga Berencana.
b) Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga
keinginan untuk segera menikah dapat dihambat.
c) Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat, dari 6 tahun
menjadi 9 tahun.
c . Persebaran/Kepadatan Penduduk
Persebaran penduduk erat kaitannya dengan tingkat hunian atau kepadatan
penduduk Indonesia yang tidak merata. Sekitar 60% penduduknya tinggal di Pulau
Jawa yang hanya memiliki luas ± 6,9% dari luas wilayah daratan Indonesia.
Secara umum, tingkat kepadatan penduduk atau population density dapat diartikan
sebagai perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan luas daerah atau wilayah
yang ditempati berdasarkan satuan luas tertentu. Kepadatan penduduk dapat
dibedakan menjadi tiga macam, berikut ini.
1) Kepadatan Penduduk Berdasarkan Lahan Pertanian
Kepadatan penduduk berdasarkan lahan pertanian dapat dibedakan atas kepadatan
penduduk agraris dan kepadatan penduduk fisiologis.
a) Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang
bekerja di sektor pertanian dengan luas lahan pertanian.
b) Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk
total
(baik ataupun tidak) yang bermata pencaharian sebagai petani dengan luas lahan pertanian.
2) Kepadatan Penduduk Umum (Aritmatik)
Kepadatan aritmatik merupakan perbandingan antara jumlah penduduk total (tanpa
memandang mata pencaharian) dengan luas wilayah (baik lahan pertanian ataupun
tidak). Untuk perhitungan kependudukan di Indonesia, kita menggunakan
perhitungan kepadatan penduduk umum (aritmatik).
3) Kepadatan Penduduk Ekonomi
Kepadatan penduduk ekonomi adalah besarnya jumlah penduduk pada suatu wilayah
didasarkan atas kemampuan wilayah yang bersangkutan. Kepadatan penduduk di
tiaptiap wilayah Indonesia tidaklah sama, hal ini tentu saja menimbulkan
permasalahan kependudukan. Permasalahan ini terkait dengan penyediaan sarana
dan prasarana sosial, kesempatan kerja, stabilitas keamanan, serta pemerataan
pembangunan. Kepadatan penduduk berdasarkan provinsi dan pulau dapat dilihat
pada WWW.DATAST
ATISTIK-INDONESIA.COM
Tabel 2.5 Perbandingan Kepadatan Penduduk Indonesia Tiap Provinsi Tahun 1990 -
2005
Informasi kepadatan penduduk tiap daerah perlu diketahui untuk mengetahui ada
tidaknya gejala kelebihan penduduk (overpopulation), untuk mengetahui
pusat-pusat aglomerasi penduduk, serta untuk mengetahui penyebaran dan
pusat-pusat kegiatan ekonomi maupun budaya. Informasi-informasi tersebut pada
akhirnya akan digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan di tiap-tiap
daerah.
1 ) Dampak
Pemusatan penduduk pada daerah tertentu (terutama di kawasan perkotaan dan
pusat-pusat kegiatan) akan menimbulkan berbagai permasalahan kependudukan,
antara lain:
a) munculnya kawasan-kawasan kumuh kota dengan rumah-rumah yang tidak layak
huni.
b) sulitnya persaingan di dunia kerja, sehingga menyebabkan merebaknya
sektor-sektor informal, seperti pedagang kaki lima, pengamen, dan sebagainya
yang terkadang keberadaannya dapat mengganggu ketertiban;
c) turunnya kualitas lingkungan; serta
d) terganggunya stabilitas keamanan.
2 ) Upaya Penanggulangannya
Adapun usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi dampak
ketidakmerataan penduduk meliputi hal-hal berikut ini.
a) Melaksanakan program transmigrasi.
b) Melaksanakan program pemerataan pembangunan dengan cara mendistribusikan
perusahaan atau industri di pinggir kota (dekat kawasan pedesaan) di
pulau-pulau selain Pulau Jawa.
c) Melengkapi sarana dan prasarana sosial masyarakat hingga ke pelosok desa,
sehingga pelayanan kebutuhan sosial ekonomi masyarakat desa dapat dipenuhi
sendiri dan dapat mencegah atau mengurangi arus urbanisasi.
2. Kualitas
Penduduk
Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kualitas
adalah masalah kependudukan dalam hal mutu kehidupan dan kemampuan sumber daya
manusianya. Di Indonesia, masalah kualitas penduduk yang terjadi, antara lain,
dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat pendidikan dan kualitas sumber daya
manusia, rendahnya taraf kesehatan sehingga kesemuanya itu pada akhirnya
mengarah pada rendahnya pendapatan perkapita masyarakatnya.
a. Masalah Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk. Semakin tinggi
tingkat pendidikan yang dicapai, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki. Secara umum, tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih
tergolong relatif rendah. Akan tetapi, tingkat pendidikan masyarakat tersebut
senantiasa diupayakan untuk selalu ditingkatkan dari tahun ke tahun. Perhatikan
tabel berikut!
Hal-hal yang memengaruhi rendahnya tingkat pendidikan di negara Indonesia,
antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
1) Kurangnya kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan, sehingga mereka
tidak perlu sekolah terlalu tinggi (khususnya untuk anak perempuan).
2) Rendahnya penerimaan pendapatan perkapita, sehingga orang tua tidak mampu
menyekolahkan anaknya lebih lanjut atau bahkan tidak disekolahkan sama sekali.
3) Kurang memadainya sarana dan prasarana pendidikan, khususnya di pedesaan dan
daerah-daerah terpencil.
4) Keterbatasan anggaran dan kemampuan pemerintah dalam mengusahakan program
pendidikan yang terjangkau masyarakat.
1 ) Dampak
Rendahnya tingkat pendidikan penduduk akan berdampak pada kemampuan penduduk
tersebut dalam memahami dan menghadapi kemajuan zaman, ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Penduduk yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah memahami dan
beradaptasi dalam menghadapi perkembangan zaman, sehingga mereka akan lebih
produktif dan inovatif.
2 ) Upaya Penanggulangan
Untuk menyikapi hal-hal tersebut, pemerintah telah mengambil beberapa upaya
dalam memperluas dan meratakan kesempatan memperoleh pendidikan, diantaranya
dengan jalan berikut ini.
a) Menggalakkan program wajib belajar 9 tahun.
b) Mendorong kesadaran masyarakat yang mampu atau badan-badan usaha untuk
menjadi orang tua asuh bagi anak-anak kurang mampu.
c) Menyediakan beasiswa bagi siswa berprestasi, khususnya bagi siswa
berprestasi yang kurang mampu.
d) Membuka jalur-jalur pendidikan alternatif atau nonformal (seperti
kursus-kursus keterampilan) sehingga dapat memperkaya kemampuan atau kualitas
seseorang.
e) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana belajar mengajar
hingga ke pelosok daerah.
Pengembangan sistem pendidikan nasional saat ini telah dipertegas dalam
Undang-Undang No 2 Tahun 1989, sehingga diharapkan mampu mempertegas arah
pembangunan yang dilakukan pemerintah dalam upaya mencerdaskan bangsa.
b . Masalah Kesehatan
Tingkat kesehatan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk suatu
negara. Dalam hal ini, tingkat kesehatan dapat diindikasikan
dari angka kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan, ketercukupan gizi
makanan, dan usia harapan hidup.
1) Angka kematian bayi di Indonesia masih relatif tinggi, meskipun terus
menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 1971, angka kematian bayi mencapai 218
tiap 1.000 kelahiran, akan tetapi pada tahun 1990, angka kematian bayi telah
menurun menjadi 8 tiap 1.000 kelahiran. Menurunnya angka kematian bayi ini
didukung oleh meningkatnya derajat kesehatan dan gizi ibu. Kondisi ini juga
berpengaruh terhadap angka kematian ibu melahirkan yang cenderung menurun dari
tahun ke tahun.
2) Tingkat ketercukupan gizi masyarakat juga mulai meningkat. Saat ini,
pemerintah melalui Departemen Kesehatan menetapkan standar ketercukupan gizi,
yaitu 2.400 kalori/hari/kepala keluarga. Artinya, suatu keluarga dikatakan
sejahtera jika mampu memenuhi angka ketercukupan kalori tersebut.
3) Angka harapan hidup adalah perkiraan rata-rata umur yang dapat dicapai
penduduk suatu negara. Angka ini di Indonesia cenderung mengalami peningkatan,
dari 45,73 tahun pada tahun 1971 menjadi 65,43 tahun pada tahun 2000. Akan
tetapi, angka tersebut masih tergolong relatif rendah, karena negaranegara lain
dapat mencapai 70 bahkan lebih dari 80 tahun.
1 ) Dampak
Rendahnya tingkat kesehatan masyarakat akan memunculkan serangkaian dampak yang
berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia. Generasi yang tidak
ketercukupan gizi tentu akan memiliki kondisi fisik dan psikis yang kurang bila
dibandingkan dengan generasi yang terpenuhi gizinya. Kondisi ini tentu sangat
berpengaruh pada pola pikir, ketahanan belajar, dan kreatifitasnya.
2 ) Upaya Penanggulangan
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan taraf
kesehatan masyarakatnya ditempuh melalui langkah-langkah, berikut ini.
a) Menjalin kerja sama dengan badan kesehatan dunia (WHO) dalam mengadakan
program kesehatan, misalnya pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional, standarisasi
obat dan makanan, serta peningkatan gizi masyarakat.
b) Melaksanakan program peningkatan kualitas lingkungan, baik dengan kemampuan
sendiri ataupun melalui kerja sama dengan luar negeri (misalnya dengan menjalin
kerja sama dengan badan pembangunan dunia/UNDP). Salah satu contoh program
peningkatan kualitas lingkungan yang telah dan masih dilakukan adalah Kampoong
Improvement Programme (KIP).
c) Menggiatkan program pemerataan kesehatan dengan cara melengkapi sarana dan
prasarana kesehatan yang meliputi tenaga medis, obat-obatan, dan alat-alat
penunjang medis lainnya hingga ke pelosok desa.
d) Menghimbau penggunaan dan penyediaan obat-obat generik bermutu sehingga
dapat terjangkau oleh masyarakat.
e) Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, misalnya melalui program
asuransi kesehatan keluarga miskin (Askeskin) untuk keluarga miskin
(prasejahtera).
c . Rendahnya Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita adalah banyaknya pendapatan kotor nasional dalam satu
tahun dibagi jumlah penduduk. Pendapatan perkapita mencerminkan tingkat
kemakmuran suatu negara. Pendapatan perkapita negara Indonesia masih tergolong
rendah, data tahun 2002 menyebutkan pendapatan perkapita Indonesia mencapai
2.800 dollar Amerika Serikat. Di antara negara-negara anggota ASEAN saja,
Indonesia menempati urutan keenam setelah Singapura, Brunei Darussalam,
Malaysia, Thailand, dan Filipina. Keadaan ini menggambarkan bahwa tingkat
kehidupan masyarakat Indonesia masih didominasi masyarakat miskin atau
masyarakat prasejahtera dengan tingkat penghasilan yang relatif rendah. Kondisi
semacam ini dapat disebabkan keadaan sumber daya alam yang tidak merata di tiap
daerah, ataupun karena ketidakseimbangan sumber daya manusia yang ada di tiap
daerah.
1 ) Dampak
Rendahnya pendapatan perkapita akan berdampak pada kelangsungan pelaksanaan
pembangunan suatu negara. Beberapa rencana pembangunan akan sulit diwujudkan
karena pemerintah tidak memiliki anggaran yang cukup untuk membiayai
pelaksanaan pembangunan. Akibatnya keadaan negara menjadi statis, tidak
berkembang karena tidak mengalami kemajuan.
2 ) Upaya Penanggulangan
Untuk mengatasi rendahnya tingkat pendapatan penduduk, pemerintah telah
melakukan beberapa langkah, antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
a) Memberikan subsidi keluarga miskin melalui berbagai program sosial.
b) Memberi keringanan biaya pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat kurang
mampu.
c) Meningkatkan standar upah buruh atau upah minimum kota.
d) Memberikan modal atau pinjaman lunak dan pelatihan kepada para pengusaha
mikro dan pengusaha kecil agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang.
e) Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana sosial, misalnya penyediaan
air bersih, WC umum, perbaikan lingkungan, ataupun sarana sanitasi lainnya.
Dari berbagai uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keadaan penduduk sangat
memengaruhi dinamika pembangunan dalam suatu negara. Hal ini dikarenakan
penduduk merupakan titik sentral dari seluruh kebijakan dan program pembangunan
yang sedang dan akan dilakukan oleh pemerintah. Dengan kata lain, dalam konsep
pembangunan, penduduk adalah subjek dan sekaligus objek pembangunan. Sebagai
subjek pembangunan, manusia bertindak sebagai pelaku dan pelaksana pembangunan.
Adapun sebagai objek pembangunan, penduduk merupakan sasaran pembangunan.
Permasalahan penduduk di Indonesia baik dari jumlah penduduk (kuantitas) maupun
mutu (kualitas) merupakan suatu masalah yang dilematis dan kontradiktif. Di
satu sisi jumlah penduduk yang besar merupakan modal dan potensi yang dapat
meningkatkan produksi nasional apabila dapat dibina dan dikerahkan sebagai
tenaga kerja yang efektif sehingga sangat menguntungkan bagi usaha pembangunan
di segala bidang. Sebaliknya penduduk dengan mutu dan kualitas yang rendah yang
tidak mampu bersaing karena minimnya kesempatan kerja yang tersedia, akan
menjadi beban dan penghambat pembangunan. Oleh karena itu, sebagai subjek
pembangunan, penduduk harus terus dibina dan dikembangkan sehingga mampu
menjadi motor penggerak dan modal dasar pembangunan. Selain itu, pembangunan
juga harus dikembangkan dengan memperhitungkan kondisi dan kemampuan penduduk
sehingga penduduk dapat berpartisipasi aktif dalam dinamika pembangunan.
2. Macam
Pertumbuhan Penduduk dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
1. Macam-macam
pertumbuhan penduduk
a. Pertumbuhan Penduduk Alami
Pertumbuhan
penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih
kelahiran dan kematian. Pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung menggunakan
rumus berikut ini
Pa = L – M
Keterangan :
Pa = Pertumbuhan penduduk alami
L = Jumlah kelahiran
M = Jumlah kematian
b. Pertumbuhan Penduduk Migrasi
Pertumbuhsn
penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih
migrasi masuk dan migrasi keluar. Pertumbuhan penduduk migrasi dapat dihitung
menggunakan rumus berikut ini.
Pm = I – E
Keterangan :
Pm = Pertumbuhan
penduduk migrasi
I = Jumlah migrasi
E = Jumlah emigrasi
c. Pertumbuhan Penduduk Total
Pertumbuhan
penduduk total adalah pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh faktor
kelahiran,kematian, dan migrasi. Pertumbuhan penduduk migrasi dapat diitung
dengan rumus berikut ini.
P = (L – M) + (I – E )
Keterangan :
P = Pertumbuhan
penduduk total
L = Jumlah kelahiran
M = Jumlah kematiaan
I = Jumlah imigrasi
E = Jumlah emgrasi
2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan
penduduk suatu negara secara umum dipengaruhi oleh faktor-faktor
demografis(yang meliputi kelahiran, kematian dan migrasi) serta faktor
nondemografi (seperti kesehatan dan tinggkat pendidikan). Berikut ini dibahas
faktor-faktor demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran,
kematian dan migrasi
A. Kelahiran
(Natalitas/Fertilitas)
Secara umum angka kelahiran
dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1.
Angka kelahiran
kasar ( Crude Birth Rate )
Angka
kelahiran kasar yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap
1.000 penduduk.
CBR
dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
CBR
=
x 1000
Keterangan
:
CBR : Crude
Birth Rate (Anka Kelahiran Kasar)
L : Jumlah kelahiran selama 1 tahun
P : jumlah penduduk pada pertengahan
tahun
1000 : Konstanta
Keriterian
angka kelahiran kasar (CBR) di bedakan menjadi tiga macam.
-
CBR<
20, termasuk kriteria rendah
-
CBR
antara 20-30, termasuk kriteria sedang
-
CBR
> 30, termasuk kriteria tinggi
2.
Angka kelahiran
khusus ( Age Specific Birth Rate )
Angka
kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap
1.000 penduduk wanita pada kelompok umur tertentu. ASBR dapat dihitung dengan
rumus berikut ini.
ASBR
=
x 1000
Keterangan
:
-
ASBR : Angka kelahiran khusus
-
Li : Jumlah kelahiran dari wanita pada
kelompok umur tertentu
-
Pi : Jumlah penduduk wanita umur tertentu
pada pertengahan tahun
-
1.000 : Konstanta
3.
Angka kelahiran
umum ( General Fertility Rate )
Anka
kelahiran umum yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran setiap 1000
wanita yang berusia 15-49 tahun dalam satu tahun.GFR dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut ini.
GFR
=
x 1.000
Keterangan
:
GFR :
Angaka Kelahiran Umum
L :
Jumlah kelahiran selama 1 tahun
W(15-49) : Jumlah penduduk wanita yang berusia
15-49 tahun pada pertengahan tahun
1000 : Konstanta
B. Angka
Kematian (Mortalitas)
Angka kematian dibedakan menjadi 3 yaitu:
1.
Angka kematian
kasar ( Crude Death Rate )
Angka
kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000
penduduk dalam waktu satu tahun. CBR dapat dihitung menggunakan rumus berikut
ini
CDR
=
x 1.000
Keterangan
:
ASDR : Angka kematian kasar
M :
Jumlah kematian selama satu tahun
P : Jumlah penduduk pertengahan tahun
1.000 : Konstanta
Keriterian
angka kematian kasar (CDR) di bedakan menjadi tiga macam.
-
CDR<
10, termasuk kriteria rendah
-
CDR
antara 10-20, termasuk kriteria sedang
-
CDR
> 20, termasuk kriteria tinggi
2.
Angka kematian
khusus ( Age Specific Death Rate )
Angka
kematian khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000
penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. ASDR dapat
dihitung menggunakan rumus berikut ini
ASDR
=
x 1.000
Keterangan
:
ASDR : Angka kematian khusus
Mi : Jumlah kematian pada kelompok umur
tertentu
Pi : Jumlah penduduk pada kelompok
tertentu
1000 : Konstanta
3.
Angka kematian
bayi ( Infant Mortality Rate )
Anka
kematian bayi yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi(anak yang
umurnya di bawah satu tahun) setiap 1.000 kelahiran bayi hidup dalam satu
tahun. IMR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
IMR =
x 1.000
Keterangan
:
Keriterian
angka kematian bayi di bedakan menjadi berikut ini
- IMR<
75, termasuk kriteria rendah
-
IMR
antara 35-75, termasuk kriteria sedang
-
IMR
antara 75-125, termasuk kriteria tinggi
-
IMR
> 125 , termasuk kriteria sangat tinggi
C. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk.
1.
Migrasi Keluar
adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah meuju wilayah lain dan bertujuan
untuk menetap di wilayah yang didatangi.
2.
Migrasi Masuk
adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu wilaya dengan tujuan
menetap di wilayah tujuan.
3. Jenis-jenis
Migrasi dan Faktor penyebabnya
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk.
Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah
lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat permanen dan ada pula yang bersifat
non permanen. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat
lain di lokasi geografis yang berbeda dengan tujuan menetap.
Berdasarkan jangkauan kepindahannya, migrasi dapat dibedakan menjadi migrasi
lokal atau nasional dan migrasi internasional
1. Migrasi
Lokal/Nasional
Migrasi
lokal/nasional adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain
dalam satu negara. Bentuk-bentuk migrasi lokal dapat dibedakan, menjadi berikut
ini.
a. Sirkulasi
Sirkulasi
merupakan bentuk perpindahan penduduk tidak menetap, namun ada juga yang
menetap atau tinggal untuk sementara waktu di daerah tujuan. Berdasarkan
intensitas waktunya, sirkulasi dapat dibedakan menjadi sirkulasi harian,
mingguan, atau bulanan.
b. Urbanisasi
Urbanisasi
adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dalam satu pulau. Urbanisasi pada
umumnya bersifat menetap, sehingga dapat memengaruhi jumlah penduduk kota yang
dituju ataupun jumlah penduduk di desa yang ditinggalkan.
c. Ruralisasi
Ruralisasi
adalah kebalikan dari urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa.
Ruralisasi pada umumnya banyak dilakukan oleh mereka yang dulu pernah melakukan
urbanisasi, namun banyak juga pelaku ruralisasi yang merupakan orang kota asli.
d. Transmigrasi
Transmigrasi
yaitu perpindahan penduduk dari daerah atau pulau yang padat penduduknya ke
daerah (pulau) yang berpenduduk jarang. Pelaku transmigrasi disebut dengan
transmigran. Berdasarkan pelaksanaannya, transmigrasi dapat dibedakan, menjadi
1. Transmigrasi umum
2. Transmigrasi spontan
3. Transmigrasi sektoral
4. Transmigrasi bedol desa
2. Migrasi Internasional
Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk
antarnegara. Migrasi internasional terjadi karena beberapa hal, antara lain,
karena terjadi peperangan, bencana alam, atau untuk mencari kehidupan yang
lebih baik. Migrasi internasional dapat dibedakan menjadi dua :
a. imigrasi masuknya penduduk dari luar negeri ke dalam negeri
untuk tujuan menetap. Pelaku imigrasi disebut dengan imigran.
b. Emigrasi
yaitu perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri untuk tujuan
menetap. Pelaku emigrasi disebut dengan emigran.
4. Dampak-Dampak
Migrasi dan Upaya Penanggulangannya
1. Sirkulasi
A.
Dampak Positif
Sirkulasi
1) Terjadi penyerapan tenaga kerja dari luar daerah.
2) Memperoleh tenaga kerja dengan upah yang relatif
lebih murah.
3) Adanya arus para penglaju dapat meningkatkan sarana dan prasarana
transportasi.
4) Terjadi pemerataan pendapatan.
B. Dampak Negatif Sirkulasi
1) Menimbulkan kenaikan volume lalu lintas dan angkutan pada jam-jam atau
hari-hari tertentu, misalnya di pagi dan sore hari atau pada awal pekan dan
akhir pekan.
2) Mengurangi peluang kerja bagi masyarakat atau penduduk asli.
3) Beban kota atau daerah yang didatangi semakin berat karena terjadinya
kenaikan jumlah penduduk (khususnya di siang hari) sehingga kota atau daerah
tersebut terasa lebih padat.
2. Urbanisasi
A.
Dampak Positif
Urbanisasi
1) Mengurangi angka pengangguran di daerah pedesaan.
2) Masyarakat desa yang bekerja di kota dapat meningkatkan kesejahteraan
keluarganya.
3) Para pelaku urbanisasi dapat menularkan pengalaman kerjanya di desa,
misalnya dengan membuka usaha sendiri di desanya.
B.
Dampak Negatif
Urbanisasi
1) Desa kehilangan tenaga kerja, khususnya generasi muda sebagai tenaga
penggerak pembangunan.
2) Peluang kerja di kota menjadi semakin sempit karena sebagian telah diisi
oleh tenaga kerja dari luar daerah.
3) Merebaknya kawasan-kawasan kumuh di kota.
4) Meningkatkan kesenjangan sosial masyarakat kota.
5) Merebaknya sektor-sektor informal, seperti PKL, yang dapat mengurangi
keindahan kota.
6) Peningkatan jumlah penduduk di kota menuntut penyediaan sarana dan prasarana
sosial.
7) Meningkatkan angka kriminalitas di kota karena dampak pengangguran.
3. Transmigrasi
A.
Dampak Positif
Transmigrasi
1) Memeratakan kepadatan penduduk.
2) Meningkatkan hasil pertanian dan kesejahteraan masyarakat.
3) Merangsang pembangunan di daerah baru.
4) Memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa melalui pembauran antarsuku bangsa.
B.
Dampak Negatif Transmigrasi
1)
Berkurangnya areal hutan untuk lahan permukiman.
2) Terganggunya habitat hewan liar di daerah tujuan transmigrasi.
3) Pada beberapa kasus, pelaksanaan transmigrasi terkadang menimbulkan
kecemburuan sosial antara penduduk asli dengan para pendatang.
Bab
III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masalah
kependudukan merupakan masalah umum yang dialami oleh setiap negara di dunia,
yaitu secara garis besar dapat dibedakan menjadi masalah yang berkaitan dengan
kuantitas penduduk dan masalah yang berkaitan dengan kualitas penduduk.
B. Saran
Permasalahan
kependudukan di Indonesia sangatlah ko,pleks baik masalah-masalah yang
berkaitan dengan kuantitas penduduk maupun masalah-masalah yang berkaitan
dengan kualitas penduduk. Sejauh ini pemerintah kita sudah berupaya untuk
mengatasi berbagai masalah tersebut meskipun belum sepenuhnya berasil dengan
maksimal. Berkaitan dengan hal tersebut kita sebagai generasi muda yang
merupakan bagian dari penduduk Indonesia hendaknya terus mengasah diri agar
kelak tidak menjadi beban negara tetapi dapat menjadi bagian dari sumber daya
manusia yang berkualitas yang mampu menjadi motor penggerak pembangunan.
* Semoga Bermanfaat ^_^ *