Jumat, 21 Februari 2014

Akhlaq Tercela Agama Islam

Akhlaq Tercela 

A'naniah
Pengertian
A’naniah berasal dari kata ana artinya ‘aku’. Ananiah berarti ‘keakuan’. A’naniah berarti mementingkan diri sendiri dan mengabaikan orang lain. A’naniah disebut juga egois.

Sebab
Mementingkan diri sendiri.

Akibatnya :
a. Dibenci oleh banyak orang.
b. Dapat merusak persaudaraan.
c. Memiliki banyak musuh dan dikucilkan dari kehidupan
masyarakat.
d. Hidupnya menjadi susah.
e. Dapat mendorong orang menjadi kikir

Cara mencegah :
a. Mengingat akan akibat negatif yang ditimbulkan dari perilaku
ananiah.
b. Mengingat bahwa kita adalah makhluk sosial, tidak dapat
hidup sendiri tanpa ada bantuan orang lain.
c. Mengingat bahwa perilaku ananiah termasuk perilaku tercela
yang dilarang oleh Allah swt. dan Nabi Muhammad saw.
d. Menumbuhkan sikap sosial dan toleransi.
 

Dalil Naqli


Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” ( QS. Ali Imran/3:159)

Gadab

Pengertian
Gadab secara bahasa berarti ”marah”. Gadab atau marah adalah melimpahkan suatu emosi terhadap orang lain sehingga gejolak perasaan berontak dalam dirinya terlepas dari kendali.
Seseorang berperilaku gadab berarti memiliki akhlak mazmumah atau budi pekerti tercela.

Sebab
kemauannya tidak dituruti, ingin menang sendiri, merasa jagoan, mudah tersinggung, merasa dihina, merasa dipermalukan tidak sepantasnya, merasa direndahkan, dan perbuatan-perbuatan yang menyakitkan lainnya.
Akibatnya :
a. Menimbulkan permusuhan antarsesama manusia dan dijauhi
oleh banyak orang.
b. Hidupnya tidak tenang.
c. Menimbulkan kerugian yang bersifat materi maupun
nonmateri.
d. Hilangnya keseimbangan akal karena tertutup oleh emosinya  atau nafsunya.

Cara mencegah :
a. Berperilaku sabar.
b. Memaafkan kesalahan orang lain.
c. Mengingat kerugian atau akibat buruk yang ditimbulkan dari
sifat marah.
d. Ingat, bahwa ketika seseorang sedang marah berarti sedang
ada dalam kekuasaan setan.
e. Ketika marah hendaklah segera berwudu karena setan akan
menjahui kita

Dalil Naqli

Artinya: “
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan ”. (QS. Ali Imran/3:134)

Hasad

Pengertian
Hasad atau hasud menurut bahasa adalah iri hati atau dengki. Menurut istilah, hasad adalah merasa tidak senang melihat orang lain memperoleh kenikmatan. Ia berusaha supaya orang itu menjadi
marah serta berharap agar kenikmatan itu terlepas darinya.

Sebab
adanya permusuhan, iri kepada sesuatu yang dimilikiseseorang atau saling bersaing tapi untuk menjatuhkan.

Akibatnya :
a. Orang yang memiliki sifat hasad akan dibenci orang lain dan
hidupnya tidak akan tenang dan tenteram.
b. Menimbulkan rasa dendam dan keinginan untuk
membalasnya bagi orang yang dirugikan.
c. Menimbulkan perasaan tertekan dan kegelisahan bagi
pelakunya, apabila belum bisa melampiaskan keinginan dan
maksudnya.
d. Dapat menyebabkan seseorang bersikap sombong atau
takabur, dan tidak mau menerima kebenaran.
e. Merusak keimanan seseorang dan semakin menjauhkan
hubungannya dengan Allah swt.
f. Perbuatan hasud dapat menghapus amal kebajikan seseorang
yang telah dilakukannya.
g. Merusak tali persaudaraan dan silaturahmi, akibatnya
hubungan yang terbina baik menjadi retak atau terputus.

Cara Mencegah :
a.     Senantiasa menyadari dampak buruk dari hasad
b.     Senantiasa bergaul dengan orang-orang yang saleh
c.      Selalu berfikir positif terhadap orang lain
d.     Dan sentiasa mensyukuri atas segala nikmat Allah Swt yang diberikan kepadamu.



Dalil Naqli


Artinya: Dari Anas bin Malik r.a.bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Janganlah kamu sekalian saling membenci, saling menghasud, dan saling membelakangi. Tetapi jadilah kamu sekalian itu hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim tidak diperbolehkan mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari.” (H.R. Muslim, Sahih Muslim, IV:2189)

Gibah
Pengertian
Gibah atau menggunjing adalah membicarakan aib atau keburukan orang di depan orang lain.

Sebab
Merasa dirinya itu orang shaleh

Akibatnya :
a.       Merusak hubungan persaudaraan yang sebelumnya terjalin
b.      Orang lain akan berburuk sangka

Cara mencegah :
1. Menyadari bahwa Allah swt. membenci terhadap orang yang menggunjing,
2. Mengingat bahwa kita juga memiliki kekurangan karena tidak ada seorang pun yang tidak memiliki cela atau aib.
3. senantiasa bersikap baik (Husnuzah) terhadap orang lain.

Dalil Naqli



Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba- sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Namimah
Pengertian
Namimah atau mengadu domba adalah usaha atau perbuatan seseorang baik berupa ucapan atau perbuatan yang bertujuan untuk mengadu domba. Adu domba antara satu orang dengan orang yang lain, satu golongan dengan golongan yang lain, satu etnis dengan etnis yang lain, dan sebagainya.

Sebab
Memiliki tujuan untuk mengadu domba antara seseorang dengan si
pembicara.

Akibatnya :
a.       orang yang dibicarakan tersebut tidak suka jika perilaku dirinya dibeberkan orang lain.  Akhirnya orang tersebut marah dan berbalik tidak menerimanya. Terjadilah percekcokan karena adanya adu domba tersebut.
b.      embawa kerugian di dunia juga orang yang melakukan akan mendapatkan siksaan di alam kubur dan di
akhirat.

Cara mencegah :
a. Berusaha tidak mengikuti apa yang dikatakan orang yang suka
namimah.
b. Berusaha mengingatkan agar tidak suka mengadu-domba.
c. Membiasakan tidak berprasangka buruk terhadap orang lain.
d. Membiasakan tidak suka mencari-cari aib atau keburukan
orang lain.

Dalil Naqli



Artinya:
“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian
kemari menghambur fitnah.” (QS. Al-Qalam/68:10-11

* Semoga bermanfaat ^_^ *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar